DELAVIESTA #2
DELAVIESTA#2
I went to DELAVIESTA#2 (Delayota Movie Festival) on June 14th at Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta. Hmm, and I was right, the event went so well. Acara yang sebenernya bukan event tahunan SMA 8 Yogyakarta ini dimulai jam 15.00 dan diakhiri jam 21.00. Pemutaran film pertama "Fly Away Home" baru dimulai jam 16.00, jeda waktu diisi dengan pemutaran film-film hasil karya siswa SMA 8 sedangkan film kedua "Grave of the Fireflies" diputar seuasi jeda shalat maghrib yaitu pada jam 19.30.
Saya datang ke venue pada jam 19.15, hanya beberapa saat sebelum film kedua dimulai. Acara ini berlangsung tepat waktu dan tergolong sukses menurut saya, tiket film pertama terjual habis, sedang film kedua terjual lebih dari 90%, mungkin karena acara sudah memasuki waktu yang larut malam untuk para remaja SMA. Ketika saya sampai di venue, saya langsung mendapat sambutan hangat para panitia yang berada di sana. Pelayanan yang diterima pun memuaskan, kita bisa memilih tempat duduk yang kita sukai dan dapat menukar tempat duduk dengan seijin panitia.
GRAVE OF THE FIREFLIES [1988]
Directed by : Isao Takahata
Rating : ********** 9/10
Tujuan saya memang datang untuk menonton film kedua. Saya sengaja tidak membaca resensi film yang akan ditayangkan karena saya pun yakin bahwa film yang ditampilkan di DELAVIESTA#2 ini adalah film-film yang berkualitas, tapi begitu saya masuk ke dalam gedung, saya pun agak kecewa karena ternyata film yang sudah ditunggu-tunggu ini ternyata film kartun.
But, don't judge a movie by its form. Film kartun ini membuat saya terkejut, dari film ini saya belajar banyak hal.
Film ini berlatar belakang pada Perang Dunia II di Jepang, menceritakan tentang hubungan anak laki-laki (Seita) dan adik perempuannya (Setsuko) yang keduanya ditinggal oleh orangtuanya, sang ibu sudah meninggal dan sang ayah adalah seorang marinir yang sedang pergi berperang melawan sekutu. Seita dan Setsuko hidup bersama bibinya yang 'kejam', saya katakan kejam karena bibinya tidak ikhlas menerima kehadiran Seita dan Setsuko di rumahnya.
Menyadari hal ini, Seita memilih untuk pergi mencari tempat yang bebas dari bibinya. Dia pun memilih hidup di gua bekas terowongan tambang dan berjuang habis-habisan untuk bertahan hidup. Perjuangan itu dimulai dari mencuri buah-buahan milik seorang petani kejam, jauh-jauh ke kota mengambil tabungan mendiang ibunya hingga menjarah pakaian dan barang-barang sewaktu warga mengungsi ke barak pengungsian hanya demi bertahan hidup. Sampai pada akhirnya Setsuko yang tidak tahan dengan kehidupan di gua pun menderita diare akut dan hingga di tubuhnya terdapat ruam, Seita tidak tega melihat keadaan adiknya yang sekarat. Setsuko pun akhirnya meninggal dengan kondisi yang tragis di tengah kondisi perang yang sulit.
Film ini mengajarkan kita banyak hal, salah satunya yaitu seberapa besar usaha kita untuk mencapai sesuatu, belum tentu kita mencapainya, selalu ada faktor lain di balik itu, Tuhan selalu punya rencana lain. Very recommended ! You have to watch it !
Udah liaaat!! Filmnya bagus!! :)
ReplyDeleteweeeee kw kok ra ngemeng nduwe blog :)) ono answer sheet e meneh wkwk. Nuwun2
ReplyDelete